Saturday, March 28, 2015

Kehidupan Setelah S1

Awal tahun ini merupakan semester terakhir saya kuliah jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma, dan saya akan lulus tahun ini bersama teman teman satu angkatan saya (aaamiiin!!!). Berhubung ini semester terakhir, berarti yang selanjutnya harus saya fikirkan adalah kerja (selain mempersiapkan sidang kompe, yes gue ga skripsi cuy). Yap, saya tidak mau jadi beban keluarga, jadi pengangguran dirumah lalu menunggu seorang lelaki melamar saya. Kerja? Kerja apa? Sebenarnya jauh dilubuk hati saya, saya ingin memiliki usaha/perusahaan sendiri, karena sesungguhnya saya tidak mau menjadi pekerja, saya ingin menjadi pemilik kerja yang memberikan pekerjaan kepada orang yg sedang mencari pekerjaan. HAHAHA BELIBET

Back to the real Hani! *wink
Iya, gue mau punya usaha sendiri. Dari dulu gue tertarik sama kuliner, fashion, dan desain interior. Pernah kepikiran lulus kerja langsung buka usaha kaya toko kue atau cafe, dan emang pernah diomongin sama keluarga (orangtua dan kakak gue). Awalnya papa, gue udah bilang dan minta papa jadi inventor gue nanti, dan papa setuju. Pas gue cerita ke mama dan kakak gue, respon mereka adalah : carilah pengalaman sebagai pekerja terlebih dahulu, baru mempekerjakan orang. Okey, gue terima saran beliau. Karena mempekerjakan orang bukan hanya tentang menyediakan lowongan pekerjaan lalu menggaji mereka, tetapi kita juga harus mengerti mereka, apa yg mereka rasakan dan apa yg mereka butuh. Kesimpulannya adalah : gue harus cari kerja di perusahaan orang dulu.

Untuk saat sekarang ini gue masih berharap untuk tidak bekerja di Jakarta. Kenapa? Gue terlahir dikeluarga dengan prisip "memanjakan anak berarti menahan mereka untuk berkembang", disaat temen temen gue masih "dibelanjain" (e.g: dibeliin hp, kendaraan bermotor, uang liburan, uang untuk beli kebutuhan sehari2, dll) sama orang tuanya, gue membeli dan memenuhi semua kebutuhan pure dari uang jajan bulanan, (kecuali kebutuhan perkuliahan, lebaran dan pas pulang kampung, masih dibeliin lah! hehe). Which means, gue gada kendaraan. Dan seorang introvert kaya gue, keluar rumah adalah hal yg paling males buat dilakuin. Nah, hubungannya apa sama ga mau kerja di Jakarta? Gue gada kendaraan : harus naik kendaraan umum. Gue males keluar : gatau jalanan ibu kota. Dan dari penelitian kecil2an gue, suka kasian sama orang yg kerja di Jakarta. Ada yg berangkat dari jam 4 subuh biar ga telat, pulang nyampe rumah jam 8/9 malem. Padahal kerja dari jam 7-5/6an doang.

Kerja butuh skill, dan gue masih harus ngembangin itu biar lebih gampang dapet pekerjaan. IPK gue yg masih standar ini berani ngelamar kerja? Well, informasi yg gue dapet dari kakak gue adalah, IPK tinggi ga selalu menjamin lo bakal lebih gampang dapet pekerjaan. Jika saat wawancara ada orang berIPK kecil tapi memiliki percaya diri yg tinggi dan orang berIPK tinggi tapi kurang PD, perusahaan akan lebih memilik orang dengan percaya diri lebih tinggi. Karena percaya diri membuat orang lebih gampang berkembang dan cepat mengambil keputusan (walau dalam suatu kasus harus mengambil keputusan dengan matang). Jadi intinya kita harus percaya diri.

Itu menurut pemikiran gue, kalo lo? Lulus sarjana mau ngapain?


Picture by me, do not copy this picture without permission.

No comments:

Post a Comment